Sabtu, 03 September 2016

Tahap proses recording II




Owh, sampean masih mau toh?. Mantapppp......

Lanjut ketahap recording bagian II. Pilihannya dua; pertama jasa rekaman di studio recording, kedua recording sendiri. Yuk, kita urai satu-persatu.

  • Menggunakan jasa studio recording

Tentunya pake duit kalo yang ini
Biasanya 1 shift 6 jam, harga per-shift mulai dari 350 ribu sampai 2,5 juta (harga ini yang baru penulis temui, mungkin ada yang lebih murah atau lebih mahal). Hati-hati dapet operator yang rewel atau yang ogah-ogahan...

Kemudian apakah cukup satu lagu-satu shift? Tergantung bro, alasannya ada dua: 
  1. Kalau kalian mau sistem todong ampli, tambah drum live, pastinya butuh set up dan itu memakan waktu. Tes suara drumnya dulu, mulai dari hihat sampe floor, trus roomnya juga. Tes todong ampli, mau di sisi mana mic di taro, speaker kirikah atau kanan? Jadi banyak percobaan, kalau sistem todong. Apalagi kalau instrumen yang mau direkam banyak, tambah lagi waktunya. 
  2. Cukup dengan 1 shift; ini kalau persiapan sudah benar-benar matang, drumnya midi, tinggal dilukis. Nah, ini bisa satu shift dan yang paling penting gak ada istilah pas rekaman “gw ngulik lagi yak”. Udah tau lagi recording, eh dia masih ngulik?? Damn... gak kelar berarti dia nguliknya, omelin bro..
  • Recording sendiri

Ini juga pake duit, emang alatnya gak beli? Ternyata doyan duit nih recording.
Apa saja yang dibutuhkan; 
  1. Komputer dengan spec yang bagus, terupdate lebih baik. 
  2. Aplikasinya atau istilahnya DAW digital audio workstation (cubase, waves, amplitube, addictive drum, ez drummer, dll), 
  3. Soundcard, mulai harga 1 jutaan sampai tak terhingga, 
  4. Mixer, harganya sama kaya soundcard tadi. 
  5. Mic condensor, masih sama harganya 
  6. Speaker flat, masih sama bro. 
  7. Ruangan dan peredam yang memadai (penjelasan ini khusus di sesi berikutnya, kalau udah ngebet cek aja di youtube banyak kok contohnya).

Apa lagi yang belom yah? Dengan alat diatas kalian sudah bisa memulai rekaman. Instrumen dan kabel-kabelnya gak perlu dijelasinkan?. Nah, kalau punya budget lebih tambah beli DI box dan compressor. Udah mantep dah...


Owya, satu lagi; skill mengoperasikan DAW tadi, ini juga penting bro. Alat lengkap, tapi gak bisa mengoperasikannya kan kurang, tapi tenang penulis akan urai disesi berikutnya.


Berikutnya, apa saja persiapan yang harus disiapkan sebelum memulai recording. Catet bro..

Lagu, pastinya masa suara bebek. Iya, tapi kan lagunya mau seperti apa, itukan yang perlu kita bahas. Siip..

  • Konsep. Segala sesuatu yang besar dimulai dari satu kata; konsep. Konsep ini diibaratkan sebuah kerangka. Kerangka imajinasi kalian, mau seperti apa ini lagu? part-partnya apa saja, instrumennya seperti apa? Jadi, ibaratkan lagu itu sebuah cerita, ada pembukaan (intro), ada basa-basi dulu warming up-lah istilanya (verse), terus ada Bridge, seperti artinya jembatan atau penyambung antara bagian satu dan yang lain. Setelah pembukaan, basa-basi, masuk ke penyambung baru berikan inti lagu reffrain dan chorus, setelah itu baru penutup (ending). Sebenarnya ada bagian lain seperti overtune dan interlude kalau dibutuhkan.  Peletakkannya bebas, wong musik itu freedom jadi terserah, yang penting enak.

Kemudian tentukan tempo lagunya, bebas ini mah. Masing-masing player harus tahu tempo lagunya berapa. Gak tahu temponya? Beli metronome dong, masa gak punya. Gak usah beli kali download aja di smartphone. Cakeeep..

  • Masing-masing player harus memberikan konstribusi ide dan bertanggung jawab untuk memainkannya dengan baik, kalo bisa malah memainkan nada-nada yang menghipnotis, ngeri... tapi cukup pada instrument yang dia mainkan, gak usah ikut-ikutan ngurus gitaris, basis, vokalis, drumer, keybordis. Yakinlah masing-masing mampu dan serius bertanggung jawab pada bagiannya masing-masing. Ini dibacanya gampang tapi pelaksanaanya yang sulit...
  • Latihan, sampe bosan, muntah-muntah bahkan. Biar apa? Biar kompak. Kalau sudah kompak baru masuk ke penjiawaan, sampai si musik ini benar-benar masuk ke dalam jiwa dan raga, nge-feel istilahnya, berikan jiwa didalam lagu itu. Buat yang mendengar sampai meneteskan air mata, menggebu bergelora semangat tak terbatas, buat mereka melayang, lupa diri, terhanyut, mendayu-dayu dan apalah itu. 
  • Instument, bagusnya sih senarnya baru, tegas suaranya dan to the point gak ngambang sember gak jelas, begitu juga basis, slap-nya biar gahar. Alat yang bagus juga menentukan hasil lagu lho. Vokalis, kurangin yang berminyak-minyak kalau perlu berenang dan jogging biar nafas stabil, tapi kalau ngerasa udah dianugerahi suara yang oke ya gak perlu juga. Awas aja pas rekaman fales.
  • Dana atau duit. Kalau kalian memutuskan untuk menggunakan jasa studio recording, tentunya uang juga harus dipersiapkan, patungan (urunan) setiap anggota band, bagusnya kalau ada yang mau mendanai, wiih udah enak ini. Terus, booking studionya, janjian, biasanya pihak studio minta DP dulu. Nah ketika sudah fix, poin 1-4 diatas sudah harus dijalani, biar apa? Biar gak kecewa nanti dengar hasilnya, sayang duit dan waktu bro. Jadi perhatikan betul poin-poin tersebut, kalau belum jelas bentuk karya dan persiapannya, mending tunda dulu sampai benar-benar yakin.  

Pengalaman penulis, melihat band yang greget mau rekaman tapi belum ada persiapan itu seperti mau jalan tapi gak tahu mau kemana?, ini juga bisa berdampak kegadruhan pada internal band, saling menyalahkanlah bla, bla, bla.... operator juga bingung nantinya.


That’s all

Best regard,      

Tidak ada komentar: